Kemendikbudristek mengawali tahun 2025 dengan meluncurkan inisiatif baru berupa Program Makan Siang Gratis untuk pelajar se-Indonesia. Inisiatif ini muncul sebagai respons terhadap tingginya kasus masalah gizi pada anak usia sekolah, yang terbukti memengaruhi performa akademik mereka.
Dalam tahap awal implementasinya, program ini memprioritaskan tiga kelompok: sekolah di daerah 3T, anak dari keluarga prasejahtera, dan sekolah dengan tingkat ketidakhadiran tinggi akibat masalah gizi. Pemerintah merencanakan perluasan program secara nasional dalam kurun waktu dua tahun.
Menu harian yang disediakan dirancang oleh ahli gizi, mencakup protein, karbohidrat kompleks, sayuran, buah-buahan, serta minuman. Yang menarik, program ini juga memberdayakan UMKM lokal sebagai pemasok bahan makanan, menciptakan dampak ekonomi berganda bagi masyarakat.
Program ini disambut positif oleh berbagai pihak. Para guru melaporkan peningkatan keaktifan siswa di kelas, sementara orang tua mengaku terbantu dan melihat antusiasme lebih tinggi dari anak-anak mereka untuk bersekolah. Presiden menekankan bahwa program ini merupakan investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa.
Dampak yang diharapkan tidak hanya terbatas pada peningkatan prestasi akademik, tetapi juga mencakup penurunan angka putus sekolah, perbaikan status kesehatan anak, dan pemberdayaan ekonomi komunitas lokal. Melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, program ini diharapkan berkontribusi dalam membentuk generasi yang lebih sehat, cerdas, dan kompetitif.